Pemuda Desa yang Menggerakkan Tetangga Berkarya Bersama Menerapkan Gaya Hidup Berkelanjutan
Table of Contents
Gaya hidup berkelanjutan sering digaungkan akhir-akhir ini. Seperti apa sih, gaya hidup berkelanjutan ini? Gramedia.com menulis gaya hidup ini mengacu pada pola hidup yang mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk mendukung kesejahteraan jangka panjang.
Artinya, untuk mewujudkan gaya hidup ini dibutuhkan dukungan pihak lain. Sebuah gerakan bersama dan tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi terus menerus. Bahkan, gaya hidup ini dapat menjadi pola yang diikuti oleh generasi-generasi berikutnya dan menjadi sebuah budaya sebuah bangsa.
Gaya Hidup Berkelanjutan Ala Alan Bukan untuk Gaya-gayaan
Ini bukan soal tren yang akan diikuti banyak orang sebentar, kemudian tenggelam oleh tren baru lainnya. Gaya hidup yang dilakukan salah satu pemuda dari dusun Jeruklegi, desa Katongan, kecamatan Nglipar, kabupaten Gunungkidul. Namanya Alan Efendhi.
Alan adalah lulusan SMK jurusan teknik otomotif yang merasa risau ketika menjadi perantau di Jakarta. Ia ingin kembali ke kampung halaman dan membuka usaha sambil mendampingi orangtuanya. Perjuangan pun dimulai pada tahun 2014, dengan membudidayakan tumbuhan Aloe Vera atau Lidah Buaya. Perjuangan yang sangat tidak mudah, karena Alan menyebutnya bukan memulai dari nol saja, bahkan dari minus.
Perjuangan panjang Alan tidak sia-sia. Dari mulai bekerja sendiri dibantu orang tua dan kakaknya, beberapa tetangga, sampai kemudian memiliki ratusan mitra kerja. Alan yang memulai usahanya berhadapan dengan cibiran dan cemoohan, kini menjadi salah satu pemuda pelopor dengan banyak penghargaan. Salah satunya adalah apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2023 dari Astra.
Tentang Satu Indonesia Award
SATU Indonesia Awards atau Apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia adalah pemberian anugerah atau apresiasi bagi pemuda Indonesia dari Astra. Para penerima apresiasi adalah anak bangsa yang melalui kiprahnya memberi manfaat dan berkontribusi bagi masyarakat untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan.
Apresiasi SATU Indonesia Awards diberikan sejak tahun 2010 untuk bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. Para juri pemilihan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi di berbagai bidang dan profesi. Di antaranya adalah Prof. Nina Moeloek, Prof. Emil Salim, Onno W. Purbo, dan Dian Sastro Wardoyo. Apresiasi diberikan untuk tingkat provinsi dan nasional.
Alan Efendhi mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards tahun 2023 untuk bidang Kewirausahaan, mengalahkan 14.997 peserta dari seluruh Indonesia. Dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2021 Alan hanya sampai pada penerima apresiasi tingkat provinsi.
Lalu bagaimana langkah yang ditempuh, usaha yang dilakukan sampai kemudian berhasil meraih penghargaan tingkat nasional? Mari kita ikuti kisahnya.
Alan Efendhi, Lulusan SMK Otomotif yang Berkarya dengan Aloe Vera
Alan Efendhi adalah pemuda kampung dari Gunung Kidul yang merantau ke Jakarta setelah lulus SMK pada tahun 2006. Untuk ukuran pemudia seusianya, kehidupannya di ibu kota terbilang cukup mapan. Namun usai liburan ke kampung halaman ada rasa berat meninggalkan kedua orang tuanya saat harus kembali bekerja.
Alan mulai berpikir untuk pulang ke desa dan mendampingi orang tua yang beranjak menua. Ia juga memutar otak lebih keras untuk menemukan usaha apa yang bisa dibuka di kampungnya. Saat itu ia tidak hanya memimpikan bagaimana bisa menghidupi diri dan keluarganya, ia juga mencari ide usaha yang akan mampu mengangkat perekonomian warga di sekitarnya.
Mulailah Alan mencari informasi lewat buku, internet, dan bertanya banyak orang. Pencarian mengerucut pada kajian budidaya anggur, buah naga, pepaya california dan lidah buaya. Pilihan Alan jatuh pada lidah buaya atau aloe vera. Alasannya, tumbuhan yang berasal dari Jazirah Arab inilah yang paling mudah jika ditanam di lahan kering tadah hujan seperti Gunungkidul.
Aloe vera juga merupakan Top 5 bahan baku industri dunia, dan dibutuhkan di 4 bidang industri utama. Aloe vera menjadi bahan baku untuk industri farmasi, kosmetik, pupuk cair organik, juga makanan dan minuman. Dari sinilah lulusan SMK 45 Wonosari Gunungkidul ini mantap memilih budidaya aloe vera.
Menebar Manfaat untuk Keluarga dan Masyarakat Sekitar
Tahun 2014 adalah momen penting di mana ia memulai usahanya. Alan membeli bibit aloe vera jenis Chinensis Baker dari Sidoarjo, Jawa Timur dan jenis Barbadensis dari Pontianak. Menurut apa yang dia pelajari kedua jenis inilah yang paling banyak dibutuhkan di dunia industri.
Awalnya, Alan meminta ibunya menanam benih sementara ia mengumpulkan modal untuk membuka usaha di rumah. Berbekal modal sekitar 6 juta, Alan mantap meninggalkan ibu kota untuk menjadi petani dan pembudidaya aloe vera.
Dengan peralatan sederhana, Alan mencoba membuat minuman dari aloe vera. Bahannya pun hanya daging lidah buaya saja, sementara untuk pewarna dari daun pandan dan suji. Produk awal yang menggunakan pemanis dari gula batu ini ternyata hanya bertahan tiga sampai empat hari.
Pada tahap awal ini memang masih belum memuaskan, tetapi Alan mulai meyakini usaha lidah buaya bisa berkembang. Ia pun mulai membesarkan usaha dengan mengajak beberapa tetangga untuk ikut menanam lidah buaya.
Alan meyakinkan tetangganya tentang masa depan cerah menanam dan mengolah lidah buaya. Semua bagian lidah buaya bisa diolah, mulai dagingnya sampai kulit dan bunganya. Hasil olahannya pun beragam mulai minuman segar, keripik, dodol, hingga teh celup yang berasal dari kulitnya. Bahkan lendirnya bisa dibuat sabun.
Bibit gratis dibagikan Alan kepada tetangga sekitar rumahnya, mereka juga diajari cara menanam dan merawat. Bahkan Alan memberi kepastian kalau hasil panen aloe vera dengan masa panen pertama 12-15 bulan ini akan dibeli olehnya.
Masyarakat yang awalnya ragu, lambat laun mulai percaya dan mengikuti langkahnya. Mereka menanam aloe vera di pekarangan, dalam pot yang diletakkan di sekitar rumah, bahkan hanya dalam polybag.
Dalam kurun waktu tiga tahun hasilnya mulai dirasakan. Masyarakat sekitar yang dulu diberi bibit sekarang sudah memetik hasilnya, bahkan bisa mendapat penghasilan lebih dari bertanam aloe vera.
Usaha Budidaya Aloe Vera Makin Berkembang
Gerakan perubahan yang dilakukan pemuda penyuka olahraga lari dan sepeda ini memang sangat patut diacungi jempol. Ia menyiasati daerah kering dan tandus menjadi lahan subur dengan tanaman yang sesuai.
Tahun 2015, dengan jenama Rasane Vera, Alan memproduksi makanan dan minuman olahan aloe vera. Bahan baku berasal dari pekarangan sendiri dan setoran dari masyarakat sekitar yang ikut menanam. Sebagian besar adalah kaum perempuan, dengan tujuan agar bisa membantu perekonomian keluarga. Alan ingin ibu rumah tangga bisa mendapat penghasilan lebih dan bisa mandiri secara finansial.
Tahun 2018, Alan berinisiatif membentuk Kelompok Tani Perempuan (KWT) sebagai mitra plasma binaan dengan nama KWT Mount Vera Agrotech. Awalnya yang mau bergabung hanya 25 orang, kini anggotanya mencapai 125 orang. Bersama mereka berkarya menanam dan membudidayakan aloe vera menjadi hasil olahan bernilai jual tinggi.
Saat ini, hamparan tanah kering, panas dan tandus wilayah Katongan Gunungkidul sudah berganti dengan lautan tumbuhan hijau bergerigi yang menghasilkan pundi-pundi. Alan sendiri memiliki 1,5 hektar kebun lidah buaya, sementara kebun milik mitra plasma mencapai 4 hektar luasnya. Bahkan, kini tak hanya Katongan, tanaman aloe vera menjadi pemandangan pekarangan rumah-rumah di daerah Bayat, Klaten, juga di daerah Sleman dan Bantul.
Keputusan Alan resign dari tempat kerjanya dulu kini berdampak positif bagi masyarakat di Gunungkidul dan sekitarnya. Alan memberdayakan masyarakat sehingga mereka mendapat kehidupan yang lebih baik. Hasil menanam lidah buaya bisa untuk membiayai sekolah anak, bahkan membebaskan dari hutang yang selama ini membebani. Apa yang dulu dilakukan Alan tidak hanya membuatnya menjadi anak muda dengan penghasilan di atas rata-rata, tetapi juga mengangkat ekonomi masyarakat sekitar.
Bersama, Berkarya, Berkelanjutan
Saat ini, nama merek Rasane Vera sudah banyak dikenal masyarakat. Tidak hanya produk minumannya saja, jajanan berbahan aloe vera seperti permen, keripik, dodol, kembang goyang tersebar di pusat oleh-oleh yang tersebar di DIY dan Jawa tengah.
Pemerintah Pusat dan Daerah menangkap baik kiprah Alan dengan berbagai bantuan seperti perizinan, pendampingan dan pelatihan bagi mitra binaan. Produk olahan aloe vera buatan Alan dan mitra binaan KWT Tani Mount Vera Agrotech sudah mengantongi sertifikasi BPOM. Ini tentu semakin mempermudah berkembangnya usaha budidaya dan pengolahan aloe vera.
Alan adalah pemuda masa kini yang akrab dengan dunia digital. Ia memanfaatkan marketplace dan media sosial untuk memasarkan produknya. Cara tradisional masih dilakukan untuk memperluas pasar dengan menggandeng agen dan distributor di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk pasar Internasional, saat ini produk Rasane Vera sudah menembus Malaysia, Singapura, dan Australia meskipun masih melalui pihak ketiga. Untuk pasar Amerika, sudah ada buyer yang melirik. Produk Rasane Vera sudah lolos uji FDA USA. Saat ini Alan sedang menunggu selesainya perizinan tempat produksi sesuai ketentuan yang berlaku. Jika ini sudah beres akan segera menambah label nama Alan menjadi eksportir produk olahan aloe vera.
Gaya Hidup Berkelanjutan di Mata Alan
Alan memang bukan pemuda biasa, di tangannya tanaman yang dulu dikenal masyarakat sekitar sebagai salah satu tanaman untuk P3K saja, kini bisa tampil berbeda dengan nilai ekonomi berlipat ganda.
Mount Vera Sejati kini sudah memiliki berbagai produk olahan seperti
- Nata de aloe vera kemasan cup dengan gula batu
- Aloe cube drink gula batu kemasan botol dengan 8 varian rasa
- Aloe liquid original
- Pure aloe vera slice yaitu daging aloe vera rasa plain
- Aloe fiber + stevia
- Mr. Kriuks keripik aloe vera
Rasane Vera terus melakukan inovasi dengan menambah daun stevia sebagai pemanis. Bahan alami yang rendah kalori, rendah kolesterol, untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak dapat minum gula. Bahan alami yang sebelumnya juga dimanfaatkan adalah madu klanceng yang banyak terdapat di daerah Katongan.
Gaya hidup berkelanjutan menurut Alan adalah bahwa kita hidup tidak hanya sendiri tan tidak hanya untuk saat ini. Jadilah orang yang berguna terutama bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Sebagai pengusaha, Alan tidak ingin memperkaya diri sendiri, tetapi ia ingin tetangga, sanak saudara juga ikut menikmati hasilnya dengan mengajak bergabung bersama.
Bahkan, apa yang dimulainya terus dikembangkan dan disebarluaskan. Ia merasa makin banyak yang mendapat manfaat dari pengetahuan yang dimilikinya semakin barokah. Itulah mengapa Alan kemudian membuka Aloe Land Kampung Edukasi Aloevera. Siapa saja boleh datang ke Aloe Land untuk melihat budidaya lidah buaya dan belajar membuat produk olahan dari lidah buaya. Lokasi Aloe Land ada di sisi utara Kabupaten Gunungkidul, sekitar satu jam perjalanan dari kota Yogyakarta.
Jika Kamu Pemuda Indonesia, Baca Ini dengan Saksama
Sebagai penutup pembahasan tentang gaya hidup berkelanjutan ala Alan, ada rangkuman yang merupakan pesan seorang Alan Efendhi untuk pemuda pemudi Indonesia. Rangkuman ini saya catat saat mengikuti acara Workshop Fotografi dan Bincang Inspiratif di Studio Lokananta Solo, 14 Agustus 2024 yang menghadirkan Alan Efendhi sebagai salah satu pembicara dan Solopos Media Group sebagai media partner. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024 di Solo. Saya sendiri hadir mewakili komunitas Digital Content Creators (DCC) Indonesia.
Inilah gaya hidup berkelanjutan versi Alan Efedhi.
- Kalau ingin jadi pengusaha bergabunglah dengan circle para pengusaha, agar dapat masukan, saran dan cerita sukses mereka.
- Abaikan cemooh, nyinyir, keraguan orang-orang, karena itu adalah hal lumrah saat berproses. Kepercayaan akan mengalir dari mulut ke mulut ketika apa yang kita kerjakan adalah positif, terus menerus dan berkesinambungan.
- Kembangkan diri dengan mengikuti berbagai workshop sebagai jadi jembatan untuk bisa meningkatkan kapasitas usaha, menggandeng meluaskan kebermanfaatan bagi lingkungan.
- Asah terus skill dengan belajar dari mana saja, buku internet dan orang-orang di sekeliling kita.
- Ajak sekelilingmu untuk maju bersama, mereka bukan saingan, tetapi mitra kerja yang akan membesarkan usahamu.
Apa yang diraih Alan adalah prestasi yang tidak didapat dalam waktu sekejap seperti legenda Roro Jonggrang. Ini merupakan usaha gigih dari mulai nol bahkan minus sampai bisa layak mendapat anugerah bergengsi, tak hanya sekali tetapi berkali-kali.
Wahai pemuda harapan bangsa, ambillah peran dengan berkontribusi pembangunan berkelanjutan. Lakukan hal nyata dengan karya, ajak kiri-kananmu bekerja bersama. Persiapkan masa depan gemilang, Bersama, Berkarya, Berkelanjutan.
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia #GayaHidupBerkelanjutan
Sumber Referensi :
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_buaya
https://www.instagram.com/aloeland_id
https://www.instagram.com/rasanevera_indonesia
https://www.instagram.com/efendhi_alan.rv
https://www.gramedia.com/best-seller/gaya-hidup-berkelanjutan/
https://atourin.com/marketplace/attraction/wisata-edukasi-aloe-vera
Komentar Terbaru