Mitha bingung saat mendapati banyak jerawat di wajahnya, bukan jerawat biasa tetapi bintik-bintik kecil yang hampir memenuhuhi wajahnya. Rasanya gatal dan membuat wajah seperti kertas tebal, kaku dan kasar. Mitha tidak tahu bagaimana mengatasinya. Jemarinya spontan mengetik search engine pada gawainya “jerawat”. Detik berikutnya Mitha mendapati berbagai ulasan mengenai jerawat. Ada yang dari web resmi skin care ternama, ada yang dari toko online, ada pula dari blog pribadi. Ia memilih salah satu dan membaca informasi yang ada di dalamnya. Ia ingin mengetahui apakah ada produk atau tempat yang bisa membatunya mengatasi masalahnya.
Hai, apa kabar?
Saya sengaja membuka tulisan kali ini dengan ilustrasi kebingungan seorang perempuan terhadap masalah kulit wajahnya. Bagitulah gaya hidup milenial, jalan keluar dan jawaban dari kegundahan akan dicari dari mesin pencari di internet.
Pengalaman orang lain tentang sebuah produk, layanan jasa, sebuah tempat atau makanan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan (supaya lebih mudah, dalam tulisan ini semua akan saya sebut sebagai produk).
Mengapa demikian? Saat ini ketertarikan orang untuk membaca atau membuka iklan (di internet) hanya enol koma sekian persen (dibawah angka 1), kecil sekali kan? Itulah alasannya para pengiklan banting setir dan mengubah gaya beriklandeo klip pendek dengan tulisan panjang berisi review.
Review, secara umum dipahami sebagai tulisan yang berisi pengalaman seseorang tentang suatu produk (barang, jasa, tempat, layanan, dan event, dll). Pengalaman atau bisa juga disebut testimoni, dilengkapi dengan informasi keistimewaan produk, kekurangan produk, dan anjuran (rekomendasi) untuk memilih produk tersebut.
Aturan main review
Table of Contents
Secara umum, tulisan review berisi tentang 4 hal utama :
-
Informasi produk.
Bagian ini memuat gambaran umum maupun khusus dari produk tersebut dan alasan penulis memilih produk tersebut untuk direview. Informasi produk menyangkut tekstur produk, kemasan, bahan produk, harga dll. Alasan mengapa produk tersebut layak direview selanjutnya akan mengarah pada penulisan nilai lebih produk dibandingkan yang lain.
Baca juga : Review Aplikasi Penyedia Jasa Transaksi Online BebasBayar
-
Nilai lebih produk.
Berisi keistimewaan produk, yang membuatnya berbeda dibandingkan dengan produk sejenis. keterangan lengkap mengenai hal yang diangap memiliki nilai lebih. dalam pembahasan ini, jika ingin membandingkan dengan produk lain, hindari penyebutan nama dari produk yang tidak direview.
-
Kekurangan produk.
Untuk menyeimbangkan tulisan tentang pujian terharap produk, perlu ditulis kekurangan produk. Hal ini bukan untuk tujuan menjelekkan, tetapi lebih kepada menceritakan pengalaman penulis. Tujuannya supaya pembaca mendapat gambaran kemungkinan lain setelah menggunakan produk tersebut.
-
Ajakan menggunakan produk
Selayaknya sebuah iklan, tentu memuat ajakan untuk menggunakan produk. Bedanya, dalam tulisan review tidak “straight to the head” seperti pada iklan (video klip atau bentuk iklan lain). Dalam review ajakan disamarkan dan disampaikan dengan lebih soft.
Baca juga : Review buku Hijrah Sakinah bagian ke 4 (terakhir)
Do pada Review
Nah, seperti yang saya tulis pada judul, sekarang saatnya kita cari tahu apa yang sebaiknya dilakukan dalam mereview. Ini bukan soal teknis bagaimana membuat tulisan review, tetapi hal-hal khusus yang menjadi catatan dengan garis bawah.
-
Kuasai product knowledge.
Menurut saya ini adalah hal utama sebelum kita menulis review. Mengetahui secara detil atau lengkap mengenai produk, mulai isi, kemasan, komposisi, cara pakai, sampai harga. Pengetahuan yang lengkap mengenai produk yang ditulis dalam review akan menjadi gambaran bagi pembaca mengenai detil produk. Dengan membaca tulisan review, orang akan mendapatkan hal-hal penting yang ingin diketahui sebuah produk.
-
Tulis dengan jujur pengalaman kita berkaitan dengan produk.
Ini sebuah keharusan dalam menulis review. Kejujuran menyampaikan informasi tidak hanya akan membantu orang lain menemukan produk yang dicari. Alasan lain adalah menjaga integritas produk tersebut. Jika ada kebohongan dalam review lambat laun pembaca akan mengetahui setelah menggunakan produk. Ternyata yang ia alami berbeda dengan yang pernah ia baca dalam review. Tentu saja hal ini akan merusak reputasi produk dan hilangnya kepercayaan dari masyarakat.
-
Perkuat dengan data pendukung yang akurat
Selain menyampaikan apa yang kita alami apa adanya, data pendukung yang kita tulis juga harus dapat dipertanggung jawabkan. Contohnya begini, dari review tersebut kita menuliskan hasil survey. Meskipun tidak ada hubungannya secara langsung dengan produk yang kita tulis, tetapi kredibilitas tulisan review akan mempengaruhi pandangan pembaca terhadap produk.
Don’t ketika mereview
Selain anjuran khusus dalam membuat tulisan review, ada juga hal-hal yang harus dihindari ketika menulis sebuah review.
-
Terlalu menggunggulkan produk direview
Ingat, bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, hehe. Meskipun apa yang ditulis benar adanya. Jika hal ini dilakukan ekspektasi pembaca akan terlalu tinggi karena review yang ditulis. Bahaya, kan? kalau ternyata pengalaman orang lain jauh berbeda dibandingkan tulisan kita?
Sebagai tulisan yang mengadung iklan, review memang perlu menulis alasan kuat supaya memilih produk yang direview. Tetapi iklan yang berlebihan bisa-bisa dicap ngecap (ngibul)
-
Membandingkan dengan produk serupa (kompetitor)
Sebenarnya membandingkan produk yang kita review dengan produk sejenis bisa menjadi alasan penguat mengapa memilih produk yang kita review. Tetapi membandingkan secara terang-terangan sangat tidak dianjurkan. Alasannya? Ketika dua produk dibandingkan, itu artinya mengatakan bahwa produk ini bagus dan produk lainnya buruk. Nah, menulis keburukan produk lain inilah yang harus dihindari ketika menulis review. Jika memang harus menuliskan kekurangannya, sebaiknya tidak menyebutkan nama (merek) produk dan menuliskannya dengan sedikit tersamar.
-
Menjelekkan produk yang direview
Bisa jadi ini ungkapan jujur dari penulis review, bahwa secara kualitas produk tersebut standar saja. Jika ingin mengatakan produk tersebut jelek, barangkali bisa dengan menuliskan sedikit saja keunggulannya.
-
Mengajak pembaca untuk tidak memilih produk yang direview
Sama seperti poin sebelumnya, mengajak pembaca untuk menghindari pruduk yang direview bertentangan dengan maksud ditulisnya review. Bukankah review adalah iklan dalam bentuk cerita? Kalau tidak menganjurkan (mengiklankan) produk yang direview bukan review namanya.
-
Menulis review produk kompetitor di halaman resmi produk.
Nah, ini yang sering terjadi. Pada tiap halaman resmi produk akan ada kolom “ulasan” yang memuat review dari pengunjung. Misalnya pada halaman atau web produk A, seharusnya kita tidak menulis komentar atau ulasan tentang produk B berikut keunggulannya. Ini tampak konyol dan kurang sopan, kan? Nyatanya masih ada loh, yang melakukannya. Cara ini bisa jadi bumerang bagi produk B, kepercayaan pembaca akan memudar karena attitude reviewernya.
Well, demikian catatan penting ketika membuat review versi saya. Apa yang saya alami pasti berbeda dengan pengalaman Anda. Dan tiap orang akan memiliki pengalaman yang berbeda, kan? Nah, jika ada yang perlu ditambahkan berdasarkan pengalaman Anda, silakan tuliskan di kolom komentar. Saya akan terbuka dengan masukan asalkan tujuannya untuk membangun. Setelah itu akan saya lakukan perbaikan pada artikel ini. Harapan saya, pembaca mendapatkan manfaat dari membaca tulisan review yang kita buat.
aku belum pernah bikim review produk, keinginan ada. Cuma pas nyoba ya nyoba, dinikmati lupa ditulis hahaha. Tapi poin2nya lengkap nih mbak, cocok untuk diriku yg newbi
saya pertama kali review tu produk gratisan, haha dapat goodie bag dari pembukaan outlet skin care. ternyata kok asik, lanjut deh. jadinya keterusan. sampai kemudian saya memutuskan mereview “produk” lain dari jasa, aplikasi, sampai kegiartan.
Masih belajar nih saya mereview produk. Bagaimana caranya fair, tidak menjelekkan tapi juga tidak ngibul. Apalagi perawatan wajah ya, kan harus dicoba dulu sendiri.
betul, dicoba dulu jadi merasakan betul-betul produk itu
Lengkap sekali mbak do and don’ts dalam mereview.
Saya setuju dengan semua poinnya.
Sekedar tambahan untuk fata pendukung kalau ada foto milik sendiri lebih baik disertakan. Karena saya pernah baca review teman blogger dia melampirkan foto orang lain dari media sosial atau dari hasil googling.
Lebih baik pengalaman didukung juga bukti pemakaian.
thanks mbak Dian, masukannya. Izin saya masukkan ke artikel ya tambahannya, biar lebih lengkap. nah, soal foto… ini kendala saya 😀 saya nggak pede tampil bersama produknya. paling ya saya pasang foto produk aja. Kurang afdhol ya mbak?
Mbak, aku bookmark nih page-nya. Kepake banget buat pemula, hihihi. Thanks mbak sita
ya Allah.. sebagai sesama pemula daku tersanjung, haha terimakasih apresiasinya mbak Hasiah.
Makasih mbak atas sharingnya, jadi dapet tambahan ilmu nih..
sama-sama mbak
Menulis review memang agaj tricky. Kadang maksud hati ingin jujur tapi kalau terbawa emosi bisa jadi terlalu memuji atau sebaliknya. Makanya penting mengendapkan tulisan juga, ya mba.
iya mbak, ini malah jarang saya lakukan. karena keseringan mepet DL, haha
New knowledge. Ini bisa jadi bahan acuan yuni untuk menulis review produk. Hehehe
Yuni nggak pernah review produk sih.
produk tu bisa apa aja lih, mbak Yuni. sekolah, jasa loundry, konsultan keuangan, dll banyak yang bisa menjadi “produk” atau obyek review. Inginnya sih tentang review ini bisa tersusun memjadi sebuah buku, doakan lancar ya.
Cakep mba, tipsnya. Emang sih untuk nulis artikel review itu nggak mudah. Perlu skill tersendiri. Tapi kalo udah tau selahnya, ya asik aja gitu, hehehe.
awalnya saya nggak berani nulis review. khawatir ada yang keberatan dengan tulisan saya. Tapi kemudian ketika saya sendiri sering melihat review-nya dulu sebelum membeli sesuatu, saya jadi tergerak untuk membuat review yang jujur.
Info yang penting banget nih untuk diterapkan para pengulas produk. Jadi ingat diri sendiri yang sudah lama tidak me-review produk. Mungkin juga saya tidak begitu ‘klik di urusan review produk. Terakhir, review-nya sih tentang event. Yang lainnya, biasanya tentang film dan buku. Prinsip do and don’t-nya tetap sama sih, ya 🙂
di artikel saya sebutkan bahwa ini berlaku untuk semua review. supaya mudah saya sebut semua dengan produk. event juga sebuah “produk” dari kegiatan, kan?
Nah, kalau sejauh ini aku memang belum pernah review yang memasukkan komparasi dengan brand tertentu, maksudnya dengan menyebut nama brand-nya.
Tapi, yes, aku memang pernah memberi saran atau anjuran pada pembaca. Misalnya ketika aku me-review produk exfoliate, aku anjurkan untuk berpikir ulang. Mengingat kandungan dalam produk tersebut berisiko memicu alergi. Sebenarnya lebih ke kekurangan produk sih, cuma penyampaiannya diperhalus saja.
aku belajar banyak nih dari mbak Damar. thanks ya, membaca postingan teman berbuah ilmu pengetahuan.
Mantap nih ilmunya, mba’. Saya masih kurang terampil dalam membuat review.
Susah juga menulis kekurangan produk tanpa terlihat cela. Jadinya malah saya terlihat terlalu mengunggulkan suatu produk. Padahal terlalu banyak ternyata juga tidak bagus
Mantap nih ilmunya, mba’. Saya masih kurang terampil dalam membuat review.
Susah juga menulis kekurangan produk tanpa terlihat cela. Jadinya malah saya terlihat terlalu mengunggulkan suatu produk. Padahal terlalu banyak ternyata juga tidak bagus.thanks ilmunya mbak sitatur
sama-sama mbak, saya pun masih belajar
Iya nih, saya juga berusaha untuk berhati-hati dalam me-review. Gak perlu juga ya terlalu berlebihan memuji produk. Kemukakan saja apa yang kita rasakan saat menggunakan produk. Dan bila ada kekurangan, bisa diungkapkan dengan kata yang halus dan sopan tentunya.
setuju mbak, nanti biarkan para user dari produk yang direview yang membuktikan juga
Iya Mbak, review emang harus balance yaaa, kelebihan keurangan perlu disampaikan dengan kemasan bahasa yang baik. Karena calon konsumen juga membutuhkan informasi yang akurat dari tulisan tersebut.
setuju. Karena memang ga ada yang sempurna, kan mbak?
Seringkali kalo buat review jadi nggak bs jujur, setelah lihat tulisan lain di google ya mbak, hehe. Itu sih saya.
Makasih sharingnya mbak.
Sangat membantu
saya pernah mbak, kalau jujur pasti nyakitin yang direview. Kalau bohong nanti kasihan yang baca review… akhirnya ga jadi nulis haha
Pengingat banget nih biar ga berlebihan saat mereview produk. Apalagi aku sering kerjasama dalam bentuk review ini. Biar ga overrate ya
Like!! Great article post.Really thank you! Really Cool.