Desa Pemenang Kompetisi Kampung Berseri Astra
Table of Contents
Pekan lalu, saya berkesempatan berukunjung ke desa wisata Wayang Sidowarno. Tepatnya di dusun Butuh kelurahan Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Suasana Hari Kemerdekaan membuat kampung tampak meriah dengan benderadan umbul-umbul. Tampak seperti kampung-pampung lainnya yang merayakan HUT RI. Kampung bersih dan tertata rapi. Semua warga mengembangkan senyum tiap berpapasan.
Namun, desa ini berbeda, kemeriahan dan keramahan tersebut akan bisa kita temui setiap hari, karena Sidowarno merupakan desa wisata. Desa di mana tiap kegiatan di desa bisa menjadi sajian atau atraksi menarik bagi pengunjung yang datang. Atraksi yang disajikan tidak jauh dari dunia perwayangan.
Istimewanya Desa Wisata Wayang Sidowarno
Saya bersama puluhan blogger dan wartawan, tiba sekitar pukul 8 pagi. Ketika memasuki gerbang desa, terdengar musik gamelan dari sebuah rumah yang penguninya sedang menjemur padi. Beberapa langkah berjalan makin tampak bagaimana asrinya kampung ini.
Sampai di Balai Pertemuan, suasana khas desa makin terasa. Begitu tiba kami dipakaikan kain batik untuk dililitkan di pinggang dan diberi souvenir berupa pembatas buku dari kulit bergambar wayang. Kami disambut dengan wedang jahe dan jajanan tradisional yang disajikan dalam tampah atau baki dari bambu.
Pos 1 Bahan Baku Wayang Kulit
Selanjutnya kami dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk memulai kegiatan Kampung Berseri Astra Tour. Pemandu kelompok kami bernama Suraji. Tujuan pertama adalah ke rumah pak Hasan, tempat pembuatan bahan baku wayang kulit. Dimulai dengan perendaman kulit kerbau, pengeringan dan pengerokan kulit kerbau. Pengerokan dilakukan dua kali, sampai tersisa bagian dalam dari kulit. Setelah selesai dikerok, kulit kerbau siap ditatah atau dipahat.
Pos 2 Jemparingan
Perjalanan kami lanjutkan ke tempat jemparingan atau panahan. Di sana sudah ada beberapa warga yang siap mendampingi kami mencoba olah raga memanah. Saya sendiri gagal dalam tiga percobaan pertama, rupanya perlu sedikit pantulan tarikan tali busur supaya panah bisa menancap di tempat sasaran. Memanah erat kaitannya dengan dunia pewayangan di mana senjata perang dalam cerita wayang salah satunya adalah panah.
Pos 3 Kaligrafi Kulit Kambing
Tak jauh dari tempat panahan, kami diajak melihat proses pembuatan hiasan kaligrafi dari kulit kambing. Sedikit berbeda dengan pembuatan wayang, untuk hiasan dinding tidak dilakukan pengerokan seluruh permukaan kulit. Pengerokan hanya pada bagian yang akan dibuat kaligrafi sedangkan bagian lain bulu-bulu dibiarkan seperti apa adanya.
Pos 4 Jamu Sehat ala Sidowarno
Tour di desa peraih Juara 1 kompetisi Kampung Berseri Astra (KBA) Superior ini, dilanjutkan ke tempat pembuatan jamu tradisional. Di sini kami mencoba beberapa jamu seperti kunir asem, gula asem, berras kencur dan paitan. Ibu-ibu peramu jamu juga menjelaskan manfaat masing-masing jamu. Sayangnya kami tidak sempat melihat pengolahan jamu. Meski demikian dua gelas kecil beras kencur cukup memberi energi untuk melanjutkan perjalanan lagi.
Pos 5 Kerajinan Payet Langganan Istana
Pak Suraji memandu kami ke rumah pengrajin busana pengantin Mardi Fayet. Di sana kami melihat tiga ibu yang sedang mengerjakan pemayetan busana pengantin pesanan dari kota Yogyakarta. Pak Mardi pernah membuat busana pengantin untuk pernikahan mas Gibran dan mbak Selvy, Kahiyang dan Boby, juga Idayati dan Anwar. Perlu kesabaran ekstra untuk memasang satu persatu butiran payet dengan jahit tangan sehingga menjadi baju pengantin yang cantik.
Pos 6 dari Tatah sampai Gapit
Perjalanan selanjutnya adalah ke rumah pak Sunardi Baron, Di sini ada beberapa pekerjaan yang dilakukan sampai selembar kulit kerbau (yang tadi disiapkan pak Hasan) siap dimainkan dalam pagelaran wayang. Lembar kulit yang siap dibuat wayang akan digambar dengan pola wayang lalu digunting sesuai pola. Proses beriktunya adalah “Natah” atau tatah yaitu menggambar dengan cara diukir sehingga membentuk rupa wayang.
Selanjutnya mewarnai wayang yang terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari warna dasar sampai mewarnai sesuai bagian wayang. Warna untuk kulit, baju, senjata, tentu berbeda-beda. Pemberian warna biru disebut dengan ambiru, nyemeng untuk mewarnai dengan warna hitam. Bahkan ada teknik pewarnaan yang disebut dengan “Ndrenjemi” atau menghias wayang dengan memberi titik-tiitik untuk memberi aksen lebih indah.
Selesai diwarnai wayang siap diberi pegangan yang disebut dengan gapit. Gapit wayang dibuat dari tanduk kerbau yang dipanaskan dan dibentuk sedemikain rupa sehingga menjadi penyangga ketika wayang dimainkan. Untuk kaki dan tangan, agar dapat digerakkan ditambahkan penyambung. Dulu, penyambung ini adalah tulang kerbau, sekarang memggunakan plastik yang lebih mudah dibentuk dan lebih awet.
Selesai proses Gapit, wayang siap dikirim ke pemesan. Memang, sebagian besar wayang yang dibuat adalah wayang pesanan dalang atau kolektor wayang. Harganya bisa mencapai 5 juta untuk satu ekspresi tokoh wayang. Padahal, satu tokoh bisa memiliki beberapa ekspresi sesuai lakon yang sedang dimainkan. Ketika lakon perang ekspresinya tentu berbeda dengan ekspresi sedang jatuh cinta. Dalam satu set bisa terdapat 200-250 wayang, jadi bisa dibayangkan berapa harga satu set wayang.
Kampung Wayang Sidowarno dan Paket Wisatanya
Tak terasa matahari sudah meninggi, adzan Dhuhur sebentar lagi berkumandang. Kami pun kembali ke Joglo Omah Wayang. Bangunan yang dibuat dari hadiah kompetisi Rumah Berseri Astra yang 19 Februari 2022 ini memang multifungsi. Selain sebagai ruang kegiatan bersama, di sini juga terdapat galeri yang menjual hasil kerajinan wayang. Sebenarnya, ada juga atraksi yang disiapkan untuk pengunjung yaitu tari Punakawan. Qadarullah hari itu ada warga yang meninggal, sedangkan pemakaman berada persis di samping joglo, sehingga beberapa atraksi urung ditampilkan. Kelompok tari Punakawan yang sebenarnya sudah siap hanya bisa menemani kami berfoto bersama.
Juara Kompetisi Kampung Berseri Astra
Kampung Berseri Astra merupakan program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
Melalui program Kampung Berseri Astra ini masyarakat dan perusahaan dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra.
Kerjasama 46 UMKM yang ada di desa Sidowarno, mulai dari kerajian wayang, wisata kuliner kampung, seni pertunjukan dan lain-lain makin maju dengan bimbingan dari Astra. Bimbingan difokuskan pada 4 pilar kegiatan bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha dan lingkungan.
Tahun 2018 Dukuh Butuh Kelurahan/ Desa Sidowarno mulai mengikuti program Kampung Berseri Astra. Melalui program ini, perlahan mampu mengembangkan dirimenjadi desa wisata. Mereka mendapatkan bimbingan selama 5 tahun dari tim KBA Solo dan Astra. Hasilnya banyak penghargaan yang berhasil diraih desa ini.
Tahun 2021 memenangkan kompetisi KBA Superior dengan menyabet juara 1 mengalahkan 1110 peserta seluruh Indonesia. Hadiah sebesar Rp300 juta dimanfaatkan untuk membuat semacam markas besar berupa Joglo Omah Wayang. Kemenangan berikutnya juga diraih untuk KBA Inovasi.
Satu tahun berselang, Sidowarno kembali menorehkan prestasi dengan memenangi Juara 2 lomba Astra Kampungku Kebanggaanku dan Juara Harapan 1 lomba Virtual Exhibition.
Masih tahun yang sama, yaitu 2022, Sidowarno mendapatkan Surat Keputusan sebagai Desa Wisata dari Kabupaten Klaten, dan berhasil masuk sebagai juara harapan 1 Kompetisi Jateng Gayeng untuk kriteria Kriya dan Budaya.
Sebagai desa binaan Astra, Sidowarno meningkatkan prestasi dengan naik kelas pada kompetisi KBA Inovasi dengan meraih juara 2. Anugerah Desa Wisata juga didapat dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Tahun ke tahun prestasi Sidowarno semakin berkibar dengan menjadi 75 desa wisata terbaik di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Tanggal 11 Agustus 2004, lagi-lagi penghargaan diterima kampung ini. Kali ini dari Kemenparekraf Republik Indonesia sebagai desa “Senandung Dewi” atau Semarak Event Unggulan di Desa Wisata. Tahun ini, Sidowarno masuk 5 besar untuk kategori Wisata dan Kriya, yang hasilnya akan diumumkan pada Grand Final KBA Inovasi pada tanggal 30 Agustus 2024.
Sidowarno, Desa Wisata yang Bersama, Berkarya, Berkelanjutan dengan Wayang
Jika kemudian desa ini terpilih dalam kompetisi Kampung Berseri Astra tentu bukan tanpa alasan. Wayang, yang menjadi komoditas utama desa ini adalah salah satu poin plusnya. Seperti kita ketahui, wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 November 2023. Sebagai desa yang bergeliat pada pembuatan wayang, Sidowarno memiliki andil besar dalam keberlangsungan warisan budaya bangsa ini.
Bersama
Di desa ini, khusunya Dukuh Butuh yang terdiri dari 3 RW dan 6 RT telah dengan bijak menggabungkan potensi yang dimiliki warganya sebagai aset kampung wisata. Memang sebagian besar adalah para perajin wayang, mulai dari bahan baku hingga barang jadi. Namun, industri rumahan lain turut serta melengkapi sajian dari kampung wisata ini. Jamu yang merupakan minuman tradisional, jemparingan yang dikenal juga dalam cerita wayang dan kerajinan payet yang biasa menjadi hiasan baju adat jawa.
Berkarya
Dengan karya bersama ini pengunjung dewa wisata akan mendapat banyak sajian atau atraksi menarik. Lalu bagaimana dengan masa depan kampung ini? Keberlanjutan desa wisata sudah dipersiapkan dengan baik oleh masyarakat dengan melibatkan anak muda sesuai dengan dunianya.
Berkelanjutan
Masyarakat Sidowarno menyadari bahwa saat ini mereka hidup di era digital, untuk itu mereka melibatkan anak muda kampung untuk ikut terlibat mengelola desa wisata. Anak muda yang lebih akrab dengan teknologi informasi ikut ambil bagian sebagai admin sosial media dan mengurus pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan digital lainnya.
Bagaimana dengan anak-anak? Mereka juga dilibatkan sebagai pengisi atraksi seperti pertunjukan tari. Wayang akan terus dilestarikan di desa Sidowarno, karena wayang tidaj hanya sekadar benda seni. Wayang adalah simbol jembatan peradaban yang harus terus berkelanjutan. Estafet harus terus dialihkan dari generasi ke generasi agar budaya Wayang tak akan pernah mati.
—
Referensi:
https://jadesta.kemenparekraf.go.id/desa/sidowarno
https://sidowarno.wonosari.klatenkab.go.id/
https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/artikel/lebih-dekat-dengan-desa-wisata-wayang-sidowarno-di-klaten
https://www.satu-indonesia.com/kampungberseriastra/
Komentar Terbaru