Menjadi Global Citizen dengan Kuliah di Luar Negeri
Table of Contents
Siapkah kamu menjadi masyarakat dunia atau pemegang KTP negara mana saja? Yes. Sekarang mulai sulit membedakan penduduk asli suatu negara dengan pendatang. Coba cek di sekitar kamu, rasanya tidak hanya bangsa jenis kita yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Maksudnya, bukan sebagai wisatawan, tetapi sebagai penduduk yang menetap di suatu tempat. Istilah yang sering dipakai untuk hal ini adalah global citizen. Dimana seseorang bisa berinteraksi dengan siapapun dan di manapun di seluruh bagian di dunia. Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk bisa menjadi global citizen, seperti bekerja, atau belajar.
Baca juga : Dompet Digital, Bekal Gaul Anak Milenial
Jika dulu sulit, maka kini kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di luar negeri terbuka luas. Kuliah di luar negeri menjadi hal yang mudah dan lumrah. Banyak cara yang ditawarkan untuk bisa menjadi mahasiswa internasional, dan berikut 7 cara kuliah di luar negeri.
-
Kuliah dengan Beasiswa
Salah satu cara yang paling sering ditempuh oleh mahasiswa untuk bisa mekanjutkan belajar di luar negeri adalah melalui jalur beasiswa. Dengan cara ini, mahasiswa akan mendapat biaya kuliah dan biaya hidup selama di luar negeri. Bahkan termasuk juga tiket berangkat dan pulang dari dan ke negara tujuan.
Beasiswa ini biasanya diberikan oleh pemerintah Indonesia, maupun oleh pemerintah negara setempat. Di Indonesia, pemerintah menyediakan beasiswa DIKTI atau pendidikan tinggi. Sedangkan di luar negeri dikenal beberapa jenis beasiswa seperti Chevening Scholarships yang dikeluarkan oleh pemeritah Inggris, program AVIS dari pemerintah Vietnam, dan banyak lagi yang lain.
Karena dibiayai secara keseluruhan, maka mahasiswa wajib memenuhi persyaratan yang ditentukan dan lolos seleksi. Kalau kamu berminat, persiapkan diri dengan penguasaan bahasa Inggis yang mumpuni, yang diukur dengan score TOEFL/IELTS. Selain itu ada juga beasiswa yang disediakan oleh universitas yang bersangkutan.
-
Dukungan Sponsor
Mirip dengan beasiswa, sponsor adalah beasiswa yang dikeluarkan oleh pihak swasta. Mahasiswa menempuh pendidikan dengan biaya dari pihak swasta. Biasanya beasiswa seperti ini diberikan kepada karyawan pada perusahaan swasta tersebut. Juga pada calon karyawan bidikan yang dibiayai kuliah di luar negeri dengan ikatan dinas.
Baca juga : [Opini] Meningkatkan Peran Perpustakaan Dalam Penguatan Literasi Keluarga.
-
Summer Camp
Cara yang ke tiga adalah dengan mengukuti Summer Camp. Kegiatan ini dilakukan saat musim panas tiba, dengan cara pertukaran pelajar atau mahasiswa. Durasi program summer camp adalah 4 – 8 minggu. Program Summer Camp, selain memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar, juga tinggal bersama penduduk setempat selama program berlangsung.
-
Volunteer
Cara menjadi mahasiswa di luar negeri yang belum banyak dilakukan adalah menjadi volenteer atau sukarelawan. Selama menjalankan kegiatan sebagai sukarelawan, mahasiswa atau volunteer bisa menempuh pendidikan di negara yang bersangkutan. Pendidikan yang diambil bisa disesuaikan dengan lamanya program kemanusiaan yang diikuti. Salah satu contoh program volenteer adalah Pelatihan Aktivis Sosial di Amerika.
-
Misi Kebudayaan
Bakat di bidang seni bisa menjadi salah satu cara kuliah di luar negeri. Seperti juga volunteer pendidikan yang diambil oleh Duta Kebudayaan juga tergantung dari lamanya program yang diikuti.
-
Penelitian
Jalur riset atau penelitian biasanya dilakukan oleh mahasiswa lulusan S-2 yang akan melanjutkan pendidikan pada jenjang S-3. Langkah yang ditempuh tentu saja lebih sulit, meskipun sebenarnya peluangnya masih sangat besar. Hal ini disebabkan oleh jumlah pelamar yang masih terhitung sedikit.
-
Kuliah di Luar Negeri Secara Mandiri
Jika tidak bisa mendapatkan keenam cara diatas, maka cara yang lain adalah cara mandiri. Meskipun mandiri, saat ini sudah banyak agensi atau lembaga yang menyediakan jasa pengurusan kuliah di luar negeri. Mandiri di sini termasuk juga mengenai biaya selama belajar di negeri orang.
Mahasiswa yang akan menempuh pendidikan di negara lain bisa mengikuti program HSBC Premier Next Gen. HSBC adalah salah satu bank dan perusahaan layanan keuangan terbesar di dunia. Program HSBC Premier tersedia di semua cabang HSBC di lebih dari 30 negara. Kemudahan akses dan tersedianya lebih dari 1 juta ATM Visa atau Visa Plus dan ATM HSBC di seluruh dunia, memberikan ketenangan saat menempuh pendidikan di luar Indonesia.
Banyak jalan menuju Roma, banyak cara yang bisa ditempuh untuk menjadi bagian dari masyarakat dunia. Sebaiknya persiapkan diri dengan baik, dan lakukan usaha yang terbaik. Dengan perencanaan matang, kini kamu tidak perlu khawatir untuk mendapatkan pendidikan di negara manapun. Nah, mana cara yang paling pas untuk kamu?. Selamat belajar, ya!
Dikeep dulu buat anakku. Kekeke. Dulu emaknya yang punya cita-cita. Tapi, cita-cita sebatas cita-cita saja sekarang. Setelah menikah, semua rencana buyar seketika. Semoga ketiga anakku bisa memiliki kesempatan itu. Makasih sharingnya Mba Sita.
sok, deh di keep. emaknya bisa nabung dulu buat bekal kuliah di luar negeri ya
Ini info berguna sekali mba Rohmah. Kalau saya udah telat punya cita-cita belajar ke luar negeri, nanti anak saya akan saya dorong biar belajarnya jauh dari pengalaman orangtuanya, hehe
Setuju, anak sebisa mungkin melampaui pencapaian orang tuanya. Ya, kan mbak Icha?
Jadi pengen muda lagi biar bisa kuliah di luar negeri. Hahaha
Kayaknya seru yang bagian summer camp, gak jenuh karena cuma bentar waktunya
tahun depan bisa daftar summer camp yang lain, di negara lain, dong. Keren, kan?
Ada cerita, keponakanku lahir di USA, pas adikku kerja di sana. Karena satu dan lain hal, semula dikira dua kewarganegaraan. Krn, kalau anak lahir di Amrik, jadi warganegara Amrik. Ternyata di Indonesia engga berlaku, adanya ikut ayah. Karena dia mau kuliah, dan dpt beasiswa Amrik krn kelahiran Amrik tadi. Yawdah…dia sekarang WNA.
oh.. jadi WNA, ya? semoga sukses, ya mbak keponakannya.. dan hatinya tetap Indonesia meski KTP nya WNA
Waah, banyak banget ya mba cara untuk kuliah di luar negeri terutama yang enggak banyak mengeluarkan biaya. Jadi ingin. Tapi ku harus belajar lagi nih bahasa Inggrisnya supaya TOEFL/TOEICS nya tembus. hehehe. Aku ingin yang via beasiswa deh, tapi via voluenteer juga menarik 🙂 makasih Infonya mba 🙂
sama-sama, semoga ketemu jalan terkeren kuliah di luar negeri, ya.
Dulu Yuni pingin kuliah di luar negeri. Sampai sekarang pun masih. Tapi nggak sebanding sama usaha yang dilakukan. Jadi mentok kerja di perusahaan swasta deh. Hehe
Sharing ini bermanfaat sekali. Terima masih mbak.
semoga masih ada kesempatan, ya mbak Yuni
ternyata jalannya ada banyak, gak harus mandiri dengan gerus biaya yg ekstra. saya baru tahu saat udah punya anak gini
Nanti anaknya mnak yang disorong supaya bisa kuliah di luar negeri
Nanti anaknya mbak yang didorong supaya bisa kuliah di luar negeri
Nggak papa, mbak. Nanti anaknya mbak yang didorong supaya bisa kuliah di luar negeri
Ke luar negeri pernah jadi mimpiku, Mbak, apalagi sebagai voluntir. Sayang, pernikahan harus dilaksanakan segera setelah lulus kuliah. Alasannya keluarga takut keburu tua. Hahahahaha.
Bisa disimpulkan dong, sekarang usia saya berapa
angka usia mewakili kematangan jiwa, eaaa…
adik kelaskuu banyak nih yang berhasil kuliah negri dengan beasiswa LPDP. keren pol
iya, keren. Menurut saya, bisa kuliah di luar negeri dan dibiayai (oleh pemerintah atau swasta) itu sesuatu yang mewah. Karena nggak semua bisa
Enak banget kuliah di luar negeri kalau ada sponsornya ^^. Baru tahu juga kalau Ada jalur alternating selain beasiswa. Makasih udah share.
Yes. sama-sama, Kak. Alhamdulillah jika tulisan ini ada manfaatnya
Pengen banget bisa lanjut S2 di luar negeri, tetapi belum dapat restu dr orang tua. Btw terima kasih mbak atas tipsnya
semoga segera dapat restu ya, Kak
Wah makasih Kak jadi tau gimana kalau mau kuliah lagi di luar negeri Ya kak
terimakasih kembali kak